Paus Fransiskus: Jangan Diam! Umat Katolik Harus Bergerak
(Bagian I)
Berita Terkait
Berita Populer
- PERNIKAHAN CAMPUR BEDA AGAMA (dalam pandangan Katolik)
- Penyebab Individu Sulit Menghargai Orang Lain
- Mengurus Pernikahan Di Gereja Katolik
- KOLEKTE & DANA GEREJA
- Apa itu Novena?
- SPIRITUALITAS PERKAWINAN
- Apa Perbedaan antara Penitensi dan Indulgensi?
- Halangan-halangan Nikah (12)
- Mengenal seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) Lebih Dekat
- Cara Menyambut Komuni Kudus

Keterangan Gambar : Paus Fransiskus
Pergilah kalian diutus! Kalimat tersebut setiap minggu didengar di penghujung ekartisti saat mengikuti misa harian. Kalimat itu apa maknanya bagi Anda ? Bagi seorang Pastor Felix Supranto, SSCC, Kepala Paroki Gereja Katolik Santa Odillia, Cikupa, perutusan itu dimaknai bahwa dirinya diutus untuk keluar merasul di masyarakat. Terlibat dalam hubungan masyarakat yang plural dan menjadi sebuah pertobatan. Seorang Katolik yang andal, nampak ketika menghadapi masalah di tengah masyarakat, bukan di depan gua Maria atau sakristi. Pastor Ismartono, SJ menyitir ucapan Paus Fransiskus, “jangan merasa menjadi kudus karena kamu lebih banyak berdoa.” Dunia ini adalah ladang Tuhan yang menunggu penggarap. Orang-orang yang kita jumpai di tengah masyarakat adalah ladang garapan. Tidak ada satu tempat pun di mana kita tidak dapat melayani Tuhan, baik dengan mengabarkan Injil atau menyatakan kasih dan pengertian.
Pertanyaannya apakah kita rela turun tangan bekerja di tengah masyarakat yang tuaian banyak namun pekerja sedikit? Kehadiran gereja harus signifikan, relevan, dan bermakna bagi masyarakat. Sesuai Konsili Vatikan II, dunia dipandang positif untuk mencapai kesucian. Kita semua dipangil menunaikan perutusan di dunia, memelihara dan memupuk yang baik dalam masyarakat, memantapkan perdamaian di antara manusia demi kemuliaan Allah. Pergilah, kalian diutus untuk mewartakan kebaikan Tuhan. Keluar dari zona nyaman dan aman. Sejak awal Yesus menginginkan para RasulNya bergerak turun dan masuk dalam duka dan derita jemaat (masyarakat). “Jangan diam!,” demikian seruan Paus Fransiskus. Jadi gereja harus bergerak ke tengah dunia.
Gereja bukan hanya sebuah hierarki. Para umat awam di dalam gereja dipanggil menjadi kudus dan melakukan karya keselamatan, melalui pekerjaan harian mereka sebagai petani, nelayan, karyawan, pebisnis, guru, pelajar atau mahasiswa, pejabat pemerintah, aktivis, politisi, dan sebagainya. Ciri khas awam adalah corak sekular dan corak duniawi tempat mereka hidup. Rasul awam adalah rasul masyarakat. “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai” (Yoh 4:35). Itu artinya semua awam dalam keadaan apapun dipanggil dan wajib menjalankan kerasulan, memiliki kewajiban untuk menjadi saksi Kristus di dalam masyarakat. Turut berperan aktif merasuki dunia dengan semangat Kristiani.
