KATEKESE TENTANG ALLAH (5)
Katekese

By RP. Thomas Suratno, SCJ 02 Mar 2020, 11:58:02 WIB Surat Gembala
KATEKESE TENTANG ALLAH (5)

Keterangan Gambar : Katekese


Bagian terakhir tentang pengetahuan akan Tuhan yang diperoleh dari wahyu Allah yang diberikan kepada manusia dengan perantaraan Sabda-Nya (Kitab Suci).

 

12. Tuhan Maha Adil; Tuhan Maha Adil, artinya Tuhan menghargai semua kebaikan dan menghukum semua per­buatan jahat. Keadilan Tuhan identik dengan ke­baikan-Nya. Engkau adil, ya Tuhan dan hukum-hukum-Mu benar (Mzm 119:137).

a. Sebagian hukuman dan penghargaan Tuhan diberi­kan kepada manusia di dunia ini, namun teru­tama setelah kematian. Abraham, Nuh dan Yusuf diberi penghargaan di dunia; Absolom, Antiokhus Epifanes me­ne­rima hukuman di dunia ini. Tetapi di kehidupan yang akan datang, terutama se­telah kebangkitan ba­dan, setiap tubuh dan jiwa menerima semua balasan-Nya dengan penuh.

b. Tuhan menghargai perbuatan baik yang ter­kecil, dan menghukum dosa yang terkecil. Bahkan se­cangkir mi­num yang diberikan atas nama Tuhan akan dihargai, na­mun juga setiap kata-kata yang sia-sia akan diper­hitungkan (lih. Mat 7:36)

c. Tuhan menghukum manusia, umumnya dengan ca­ra yang sama di mana ia berdosa. Absolom ber­bangga dengan rambutnya, dan karena rambutnya ia wafat. Raja Antiokhus menyiksa ketujuh bersaudara Makabe dengan mengoyakkan tubuh mereka; namun tubuhnya sendiri ke­mudian dimakan ulat (lih. 2 Mak 9:6).

d. Dalam memberi penghargaan dan menghu­kum, Tu­han memper­hatikan keadaan tiap-tiap orang, maksud hati­nya dan bakatnya. Tuhan melihat hati (lih. 1Sam 16:7). Per­sem­bahan janda miskin jauh lebih berharga daripada per­sembahan orang-orang kaya (lih. Luk 21:4). Hamba yang mengetahui kehendak tuannya namun tidak  melakukannya menerima lebih banyak pukulan daripada yang tidak menge­tahuinya (lih. Luk 12:47-48).

e. Tuhan tidak memakai patokan manusia dalam menyatakan keadilan-Nya. Yang terakhir akan menjadi yang terdahulu, orang yang miskin mendahului yang kaya, orang yang terkenal di dunia belum tentu tercatat namanya di kitab kehidupan.

Karena Tuhan Maha Adil, maka kita mempunyai alasan untuk takut akan Tuhan, namun takut di sini maksudnya bukan semata takut akan hukuman Tuhan, tetapi takut menyakiti hati Tuhan. Takut akan Tuhan akan membuat kita meng­hindari dosa dan menghantar kita kepada kesempurnaan. “Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.”(Mzm 112:1). Takut akan Tuhan merupakan rahmat istimewa yang diberikan kepada mereka yang mengasihi Dia.

 

13. Tuhan adalah kesempurnaan Kebenaran; Tuhan adalah Kebenaran, dan segala yang diwahyukan-Nya kepada manusia adalah kebenaran. Tuhan tidak mungkin salah sebab Ia Mahatahu. Ia tidak dapat menipu, sebab Ia kudus. “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta; bukan anak manusia, sehingga Ia me­nyesal.” (Bil 23:29). Oleh karena itu kita harus percaya kepada semua yang di­wahyukan/dinyatakan oleh Tuhan, meskipun pengertian kita tidak sempurna un­tuk memahaminya.

 

14. Tuhan Maha setia; Ia menepati janji-Nya dan melakukan penghukuman-Nya. Tuhan memberikan hukuman kepada Adam dan Hawa, atas pelanggaran mereka, tetapi menepati janji-Nya untuk mengutus Sang Penebus. Maka apa yang dinu­buat­kan oleh Allah maupun para nabi-Nya, entah telah digenapi atau akan di­genapi di masa yang akan datang. Maka jika dikatakan bahwa Ia akan menyertai Gereja-Nya yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16-19) sampai akhir zaman (Mat 28:19-20), maka hal itu akan digenapi-Nya.

 

15. Tuhan Maha Esa; Ia adalah Satu/esa: “TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ul 6:4); “Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku.” (Kel 32:39). Sebab kesemp­urnaan, dan segala yang “paling” baik mensyaratkan Satu Subyek saja, dan Subyek itu adalah Tuhan yang Esa.

 

V. Tanggung jawab kita untuk mengenal dan mengasihi Tuhan;

 

Dari apa yang sudah diuraikan selama 5 minggu ini, maka kita dapat melihat bahwa kebenaran yang diungkap oleh akal budi maupun yang dinyatakan oleh wahyu sebenarnya sama. Keduanya menyatakan hakekat Tuhan yang satu, kekal, yang maha dalam segalanya, yang tidak berubah, dan sempurna. Pengetahuan akan Tuhan ini tidak ada gunanya, kalau tidak ditanggapi dalam iman. Kita harus mengimani kebenaran ini dan kemudian menempatkan diri kita sebagai makhluk ciptaan dan menempatkan Tuhan sebagaimana mestinya, yaitu sebagai Pencipta dan Pusat dari segala kehidupan kita. Ya, Tuhanlah yang menciptakan kita karena kasih-Nya kepada kita yang tiada terbatas. Dengan demikian, tepatlah jika kita juga mengasihi Tuhan. Mengasihi adalah kegiatan manusia yang tertinggi; dan tidak ada obyek yang lebih mulia untuk dikasihi selain dari Tuhan Sang Pencipta. Maka, tak mengherankan bahwa perintah Tuhan yang terutama dan pertama adalah, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Mat 22:37) *** SELESAI




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

INFO

Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak memiliki akun resmi Facebook dan Twitter. Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak bertanggungjawab atas unggahan atau tulisan-tulisan di akun medsos tersebut diatas yang mengatasnamakan Gereja St. Stefanus ataupun Paroki Cilandak.

Foto Wilayah - Lingkungan