KATEKESE TENTANG ALLAH (4)
Katekese
Berita Terkait
- KATEKESE TENTANG ALLAH (3)0
- AKU PERCAYA (bag-1)0
- Misa Khusus Orang Tua: Membesarkan Anak Secara Kristiani0
- KADO ULANG TAHUN UNTUK SIAPA PADA HARI RAYA NATAL?0
- ROSARIO - BULAN ROSARIO0
- Umat Katolik dan Kitab Suci0
- Bagaimana Ajaran Gereja tentang Tuhan dalam Kitab Suci (bagian 2)0
- Bagaimana Ajaran Gereja tentang Tuhan dalam Kitab Suci (bagian 1)0
- Mengapa Ekaristi? (4 - habis)0
- Mengapa Ekaristi? (3)0
Berita Populer
- PERNIKAHAN CAMPUR BEDA AGAMA (dalam pandangan Katolik)
- Penyebab Individu Sulit Menghargai Orang Lain
- Mengurus Pernikahan Di Gereja Katolik
- KOLEKTE & DANA GEREJA
- Apa itu Novena?
- SPIRITUALITAS PERKAWINAN
- Apa Perbedaan antara Penitensi dan Indulgensi?
- Halangan-halangan Nikah (12)
- Mengenal seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) Lebih Dekat
- Cara Menyambut Komuni Kudus

Keterangan Gambar : Katekese
Masih melanjutkan tentang pengetahuan akan Tuhan yang diperoleh dari wahyu Allah yang diberikan kepada manusia dengan perantaraan Sabda-Nya (Kitab Suci) minggu yang lalu:
7. Tuhan Maha Kuasa; Ia Maha Kuasa: “Tuhan, Tuhan, Raja semesta alam! Segala sesuatunya ada dalam kekuasaan-Mu dan tiada seorangpun dapat membantah Engkau” (Est 13:9). Tuhan dapat melakukan segala yang mustahil di mata manusia (lih. Mat 19:26). - a. Namun Tuhan tidak dapat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kesempurnaan-Nya: Ia tidak dapat menipu, Ia tidak dapat menjadi tidak setia. Manusia hanya dapat mencipta dari apa yang sudah ada/diciptakan Tuhan. Sedangkan Tuhan dengan kuasa-Nya mencipta atas dasar kehendak-Nya, dari ketiadaan menjadi ada (lih. 2Mak 7:28). - b. Kemahakuasaan Tuhan jelas terlihat di dalam penciptaan dunia, di dalam mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, dan mujizat yang terjadi, baik sebelum maupun sesudah zaman Yesus hidup di dunia, yang meneguhkan kekristenan sebagai agama sejati. - c. Karena Tuhan Mahakuasa, kita dapat berharap kepada-Nya di dalam kesesakan kita. Ingatlah betapa Tuhan membelah Laut Merah untuk menyelamatkan bangsa Israel, Ia mengirimkan malaikat-Nya untuk membebaskan Rasul Petrus di penjara, melakukan banyak mujizat untuk menyembuhkan orang-orang sakit dst.
8. Tuhan Maha Baik dan Maha Kasih; - a. Ia sangat baik (lih. Mrk 10:18). Kebaikan Tuhan berbeda dengan kebaikan ciptaan. Mahluk ciptaan baik karena Tuhan membagikan kebaikan-Nya kepada mereka. - b. Ia adalah Kasih dan Bapa kita: “Allah adalah Kasih” (1 Yoh 4:8,16); “Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?” (Ul 32:6). Tuhan Yesus mengajarkan
kepada kita untuk memanggil Allah sebagai Bapa (lih. Mat 6:9, Luk 11:2). Karena kasih-Nya, Ia selalu setia menyertai kita, “Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau. (Yes 54:10) Karena kasih-Nya, Ia “menghendaki semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1Tim 2:4).
1. Kasih Tuhan diberikan kepada semua ciptaan-Nya (lih. Keb 11:25), tak ada satupun yang dilupakan oleh Allah (Luk 12:6); 2. Tetapi Tuhan mempunyai kasih yang istimewa kepada umat manusia, sehingga mengaruniakan Putera-Nya ke dunia untuk menyelamatkan mereka. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16).; 3. Di antara manusia, Tuhan menunjukkan kasih-Nya yang terbesar kepada orang-orang benar. “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” (Rom 8:28) Tuhan membalas kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang benar melebihi yang layak mereka terima. Ia membayarnya seratus kali lipat, bahkan di dalam hidup di dunia (lih. Mat 19:29).; 4. Tuhan menyatakan kasih-Nya bahkan kepada para pendosa. Tuhan mengirimkan pencobaan agar manusia bertobat. Ia menunjukkan kasih-Nya kepada para pendosa bahkan sampai akhir hidup mereka, seperti pada kisah pencuri yang bertobat yang disalibkan di sisinya (Luk 23:40-43).
9. Tuhan Maha sabar; Ia memberikan waktu kepada pendosa untuk bertobat. Bukan kehendak Tuhan agar pendosa menjadi binasa, tetapi agar mereka bertobat dan hidup (lih.Yeh 18:23). Tuhan bersabar dengan kita karena Ia berbelas kasihan atas kelemahan kita dan karena Ia menghendaki agar pertobatan menjadi mudah bagi para pendosa, “Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Pet 3:9). Namun demikian, jangan kita berpikir bahwa karena Tuhan Mahasabar maka Ia otomatis melupakan dosa kita tanpa perlu kita bertobat. Jangan berkata, “Betul, aku sudah berdosa, tetapi apakah menimpa diriku? Sebab Tuhan panjang hati.” Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau menimbun dosa demi dosa. (Sir 5:4-5)
10. Tuhan Maha Pengasih dan Pengampun; Ia Maha Pengasih dan Pengampun: Ia selalu siap mengampuni dosa- dosa kita ketika kita bertobat. Demikianlah Allah mengampuni Daud (2 Sam 12:13). Belas kasihan Tuhan tiada terbatas, jika Ia mengajarkan agar kita mengampuni tujuh puluh kali tujuh (lih. Mat 18:22), betapa lebih besarnya lagi belas kasihan-Nya. “Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya.”(Yes 63:9). - a. Belas kasihan Tuhan dinyatakan-Nya dengan mencari para pendosa, seperti gembala yang selalu mencari dombanya yang hilang sampai ditemukannya kembali (Luk 15:4). Tuhan mengirim Nabi Natan kepada Raja Daud, Ia sendiri mencari dan menemukan perempuan Samaria (Yoh 4). “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yes 1:18) - b. Tuhan menyambut kembali para pendosa yang bertobat dengan sungguh, seperti pada kisah Maria Magdalena, dan pencuri yang bertobat yang disalibkan di sisi-Nya (Luk 7:47; Yoh 8:11; Luk 23:43). - c. Tuhan mengatakan bahwa ada sukacita yang lebih besar di surga atas seorang pendosa yang bertobat, daripada 99 orang benar yang tidak membutuhkan pertobatan (lih. Luk 15:7), sebab sang pendosa yang bertobat umumnya melayani Tuhan dengan semangat yang lebih berkobar dan lebih setia.
11. Tuhan Maha Kudus: a. Ia adalah Kudus: Ia menyukai kebaikan dan membenci semua kejahatan. “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” (Im 19:2); “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Pet 1:16) - b. Ia Maha Sempurna: Kekudusan Tuhan tiada lain adalah kesukaan-Nya terhadap kesempurnaan-Nya yang tiada batasnya. Ia bebas dari noda dosa, dan karena itu menghendaki semua ciptaan-Nya agar demikian juga, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat 5:48). ***BERSAMBUNG
